Pembelajaran berdiferensiasi telah diimplementasikan sejak tahun 2022. Implementasi diawali dengan adanya penerapan Kurikulum Merdeka yang mengusung slogan “Merdeka Belajar”, dimana peserta didik dapat belajar dengan merdeka dan menyenangkan, tidak terpaku pada satu metode pembelajaran. Kurikulum Merdeka adalah hasil upgrade dari kurikulum 13, sedangkan Kurikulum Darurat merupakan penyederhanaan dari Kurikulum 13. Sekolah diberikan wewenang penuh atas penerapan kurikulum di sekolahnya. Dengan pertimbangan kemampuan siswa dan sarpras, sekolah dapat memilih akan menggunakan Kurikulum 13 atau Kurikulum Merdeka.

Apakah yang dimaksud pembelajaran berdiferensiasi…?

Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mendapatkan ilmu sesuai dengan gaya belajarnya yang beragam. Pada Kurikulum 13 siswa hanya duduk pasif mendengarkan penjelasan guru, sedangkan guru sebagai pemegang kendali pembelajaran, metode ini disebut teacher center. Dalam pembelajaran berdiferensiasi metode teacher center tidak dapat digunakan lagi. Siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran, siswa diminta untuk melakukan, mempraktekkan, bahkan membuat suatu produk secara mandiri maupun berkelompok sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator yang membimbing jalannya pembelajaran. Hal tersebut sebagai bentuk implementasi dari ilmu yang telah mereka dapatkan, metode ini disebut student center.

Bagaimanakah peran guru dalam pembelajaran…?

Dalam pembelajaran berdiferensiasi, guru berperan sebagai fasilitator, maka guru harus menguasai berbagai metode pembelajaran. Guru juga mendesain pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswanya. Strategi pembelajaran harus berganti secara berkala guna mengakomodir gaya belajar siswa. Ada berbagai strategi pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru, seperti Discovery Learning, Problem Based Learning, Project Based Learning, Reward and Punishment dan berbagai permainan pembelajaran aktif. Dengan metode pembelajaran yang bervariasi dapat menjadi solusi kesenjangan yang terjadi antara peserta didik yang berprestasi dan kurang berprestasi. Peserta didik akan merasakan suasana belajar yang berganti-ganti, sehingga dapat menumbuhkan semangat dan minat belajar siswa. 

Pembelajaran berdiferensiasi bertujuan untuk :

  1. Untuk membantu murid dalam belajar .
  2. Untuk meningkatkan motivasi dan pemcapaian hasil belajar murid.
  3. Untuk menjalin hubungan harmonis terhadap guru dan murid
  4. Untuk membantu murid menjadi pembelajar yang mandiri
  5. Untuk meningkatkan kepuasan guru

Penerapan 4 teori yang mendasari pembelajaran berdiferensiasi, guru harus dapat mengontrol atau mengendalikan 4 (empat) aspek pembelajaran berdiferensiasi di dalam kelas yaitu konten, proses, produk, dan lingkungan serta iklim belajar di kelas (Khristiani dkk., 2021).

1. Konten

Artinya adalah materi yang akan dipelajari siswa atau yang diajarkan guru di kelas. Konten yang digunakan disini dapat diidentifikasi dengan kebutuhan peserta didik. Strategi yang dapat dilakukan oleh guru untuk dapat mendiferensiasi konten yang akan dipelajari oleh adalah:

  1. Menggunakan materi yang bervariasi
  2. Menggunakan Kontrak Belajar
  3. Menyediakan pembelajaran mini
  4. Menyajikan materi dengan berbagai moda pembelajaran
  5. Menyediakan berbagai sistem yang mendukung

Contoh dari aspek konten diantaranya adalah guru memberikan materi terkait pembelajaran matematika. Guru harus memperhatikan kebutuhan peserta didik di dalam kelas tersebut. Apakah dalam pembelajaran tersebut peserta didik masuk dalam kategori teori ZPD dalam tingkatan potensial atau aktual. Serta tipe peserta didik yang visual atau audio-visual.

2. Proses

Artinya adalah kegiatan yang dilakukan peserta didik di dalam kelas. Dimana kegiatan ini harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

  1. Baik, yaitu kegiatan yang menggunakan keterampilan informasi yang dimiliki peserta didik. Informasi disini dapat dilakukan dengan adanya pemantauan kebutuhan siswa dan menyesuaikan komponen pelajaran dengan kebutuhan tersebut (Kahmann dkk., 2022).
  2. Berbeda dalam hal tingkat kesulitan dan cara pencapaiannya.

Proses atau kegiatan yang dilakukan peserta didik ini dapat juga dilakukan dengan menganalisis siswa menguji jawaban, menilai pekerjaan sehari-hari, mengamati siswa selama pelajaran dan (bila perlu) melakukan percakapan diagnostik. Kegiatan-kegiatan yang bermakna yang dilakukan oleh peserta didik di dalam kelas harus dibedakan juga berdasarkan kesiapan, minat, dan juga profil belajar peserta didik.

Contohnya adalah ketika di dalam kelas, peserta didik dilakukan tes diagnostik pada awal pembelajaran untuk mengetahui kemampuan peserta didik, kemudian peserta didik di kelompokkan berdasarkan kemampuannya agar bimbingan yang dilakukan oleh guru kepada peserta didik sesuai akan porsi masing-masing siswa.

3. Produk

Artinya adalah hasil akhir dari pembelajaran untuk menunjukkan kemampuan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman peserta didik setelah menyelesaikan satu unit pelajaran atau bahkan setelah membahas materi pelajaran selama 1 semester. Hasil akhir ini dapat dibuat batasan oleh guru, produk apa yang akan dibuat, dengan memberikan kebebasan peserta didik untuk menentukan jalan yang mereka lewati dalam membuat sebuah produk. Sehingga di sini guru menuntun peserta didik sesuai dengan kodrat yang ada pada dirinya.

Contohya adalah ketika guru memerintahkan peserta didik untuk membuat karya puisi. Nah, dalam pembuatan produk puisi, peserta didik diberikan kebebasan untuk memilih apakah Ia menulis dengan gambaran (kinestik), atau Ia membuat video membaca puisi dengan musik (kecerdasan musical) dan lain sebagainya.

4. Lingkungan Belajar

Lingkungan belajar yang dimaksud meliputi susunan kelas secara personal, sosial, dan fisik. Lingkungan belajar juga harus disesuaikan dengan kesiapan peserta didik dalam belajar, minat mereka, dan profil belajar mereka agar mereka memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar. Karena dengan lingkungan belajar yang ideal (bagi peserta didik) sesuai akan kenyamanannya, maka peserta didik juga akan melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik.

  • Profil belajar murid

Profil Belajar mengacu pada cara-cara bagaimana kita sebagai individu paling baik belajar. Tujuan dari mengidentifikasi atau memetakan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara natural dan efisien. Setiap anak memiliki profil belajar sendiri. Memiliki kesadaran tentang ini sangat penting agar guru dapat memvariasikan metode dan pendekatan mengajar mereka.

Preferensi gaya belajar. Gaya belajar adalah bagaimana murid memilih, memperoleh, memproses, dan mengingat informasi baru. Secara umum gaya belajar ada tiga, yaitu:

  1. visual: belajar dengan melihat (misalnya melalui materi yang berupa gambar, menampilkan diagram, power point, catatan, peta, graphic organizer);
  2. auditori: belajar dengan mendengar (misalnya mendengarkan penjelasan guru, membaca dengan keras, mendengarkan pendapat saat berdiskusi, mendengarkan musik);
  3. kinestetik: belajar sambil melakukan (misalnya bergerak dan meregangkan tubuh, kegiatan hands on, dsb).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *